Absen: 19
Jatuhnya Kerajaan Banten ke Tangan VOC
- Kesultanan Banten merupakan sebuah kerajaan Islam.
- 1527–1813
- Bagian dari Kerajaan Sunda
- Selama hampir 3 abad Kesultanan Banten mampu bertahan.
- 1552–1570: Sultan Maulana Hasanuddin
- 1651–1683: Sultan Ageng Tirtayasa
- Perang saudara
- persaingan dengan kekuatan global memperebutkan sumber daya maupun perdagangan
- ketergantungan akan persenjataan
2. Vereenigde Oostindische Compagnie
- didirikan pada tanggal 20 Maret 1602.
- persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia.
- didukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas.
- Fasilitas: VOC boleh memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan negara-negara lain.
- Bisa dikatakan VOC adalah negara dalam negara.
Yang dilakukan VOC
- Memblokade akses ke pelabuhan Banten → memperlemah perekonomian Banten.
- Kapal-kapal asing yang hendak berdagang di Banten dicegat oleh Belanda.
- Penurunan aktivitas perdagangan dan kegiatan perekonomi terganggu.
- Banten mengadakan perlawanan dengan menyerbu dan merampas kapal-kapal Belanda yang bernaung dibawah VOC.
Penyebab Perlawanan Banten Terhadap VOC
- potensi geografis dan alam
- terletak di ujung barat pulau Jawa; jalur perdagangan
- Nusantara yang merupakan bagian dari jalur perdagangan Asia dan Dunia.
- penghasil lada terbesar di Jawa Barat.
- penghasil beras.
- VOC memerlukan tempat yang cocok untuk dijadikan sebagai pusat pertemuan.
- Belanda sulit mengatur dan mengawasi kegiatan perdagangan → Banten dipilih sebagai Rendez-vous.
- Rendez-vous: pusat pertemuan, dimana pelabuhan, kantor-kantor dapat dibangun, dan fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dapat disediakan, keamanan terjamin dan berfungsi dengan baik
- VOC dibawah pimpinan Gubernur Jendral Joan Maetsuyker ingin menguasai Banten
3. Sultan Ageng Tirtayasa
hubungan kerjasama;
- Kesultanan Cirebon
- Mataram
- Turki, Inggris, Perancis, dan Denmark (bantuan senjata api)
Penyatuan
terhadap daerah yang dikuasai oleh kesultanan Banten, yaitu Lampung,
Bangka, Silebar, Indragiri dalam kesatuan pasukan Surosowan .
________________________________________________________________
VOC menyewa
serdadu-serdadu dari Kalasi, Ternate, Bandan, Kejawan, Bali, Makasar,
dan Bugis karena serdadu Belanda jumlahnya sedikit.
Pada saat terjadi perlawanan, serdadu-serdadu pribumi: melawan pasukan Banten→ serdadu Belanda dibelakang
Pada saat terjadi perlawanan, serdadu-serdadu pribumi: melawan pasukan Banten→ serdadu Belanda dibelakang
Utusan
VOC mendatangi SAT pada tanggal 29 April 1658 → perjanjian yang 10
pasal→ SAT mengajukan 2 pasal perubahan → Ditolak oleh VOC → perlawanan
dan peperangan
secara terus menerus dari bulan Mei 1658 sampai dengan tanggal 10 Juli 1659.
secara terus menerus dari bulan Mei 1658 sampai dengan tanggal 10 Juli 1659.
Lurah Astrasusila:
Menyamar sbg pedagang kelapa, membunuh beberapa orang belanda di kapal VOC bersama 2 teman→ Diketahui → Lurah Astrasusila + 2 temannya dibunuh diatas kapal tersebut.
Memicu aksi balas dendam dan perlawanan dari Banten
Menyamar sbg pedagang kelapa, membunuh beberapa orang belanda di kapal VOC bersama 2 teman→ Diketahui → Lurah Astrasusila + 2 temannya dibunuh diatas kapal tersebut.
Memicu aksi balas dendam dan perlawanan dari Banten
VOC:
Sadar bahwa Banten akan menolak perjanjian gencatan senjata→ membujuk sultan Jambi untuk mengakomodasi perjanjian tersebut → Sultan Jambi pun mengirimkan utusannya yaitu Kiyai Damang Dirade Wangsa dan Kiyai Ingali Marta Sidana → ditandatangani perjanjian gencatan senjata antara Banten dan VOC.
Perjanjian gencatan senjata→VOC mempersulit kedudukan Banten→ kerjasama dengan kesultanan Cirebon dan kesultanan Mataram.
Amangkurat II, menandatangani perjanjian dengan VOC. Mataram dan Cirebon dibawah kendali VOC → Banten semakin terjepit
Amangkurat II, menandatangani perjanjian dengan VOC. Mataram dan Cirebon dibawah kendali VOC → Banten semakin terjepit
4. Adu domba, detik detik akhir kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa
Pangeran Gusti pergi ke Mekkah
meninggalkan kekuasaannya untuk sementara waktu
kekuasaan tersebut diberikan oleh Sultan Ageng Tirtayasa kepada adiknya yaitu Pangeran Arya Purbaya.
Saat balik; kekuasaan Pangeran Purbaya = meluas = Pangeran Gusti iri.
meninggalkan kekuasaannya untuk sementara waktu
kekuasaan tersebut diberikan oleh Sultan Ageng Tirtayasa kepada adiknya yaitu Pangeran Arya Purbaya.
Saat balik; kekuasaan Pangeran Purbaya = meluas = Pangeran Gusti iri.
Dimanfaatkan oleh VOC untuk mengadu-domba antara Sultan Haji (karena iri) dan ayahnya.
Rasa iri Sultan Haji = persekongkolan dengan VOC untuk merebut tahta kesultanan Banten. VOC bersedia membantu Sultan Haji dengan mengajukan empat syarat:
• menyerahkan Cirebon kepada VOC,
• monopoli lada dikendalikan oleh VOC,
• membayar 600.000 ringgit apabila ingkar janji, dan
• menarik pasukan Banten yang berada di daerah pesisir pantai dan pedalaman Priangan.
Syarat
dipenuhi Sultan Haji = 27 Februari 1682, pecahlah perang antara Sultan
Haji dengan dibantu VOC melawan ayahnya sendiri, yaitu Sultan Ageng
Tirtayasa = akhir kekuasaannya.
Ending...
Menyelesaikan
perlawanan →Sultan Haji mengutus 52 orang keluarganya untuk membujuk
SAT. Setelah berhasil dibujuk, Sultan Haji dan VOC menerapkan tipu
muslihat dengan mengepung iring-iringan SAT menuju ke istana Surosowan
pada tanggal 14 Maret 1683→SAT berhasil ditangkap, namun Pangeran Arya
Purbaya berhasil lolos.→ SAT di penjarakan di Batavia sampai meninggal
pada tahun 1692.
http://prezi.com/-cd42zxeq-dp/jatuhnya-banten-ke-tangan-voc/